Teknologi edukasi dalam bentuk virtual reality merupakan inovasi yang tak asing bagi beberapa belahan dunia. Dilansir dari liputan6.com, sekolah di Asia, Kanada, hingga Kepulauan Karibia sudah mengimplementasikan VR edukasi sebagai alat pembantu belajar siswa. Kita lihat yuk, inovasi teknologi VR apa saja yang sudah merambah dunia edukasi.
VR Edukasi di Berbagai Negara
Salah satu negara adidaya yang telah memakemkan teknologi VR edukasi ialah Amerika Serikat. Victory Enterprises besutan CEO Steve Grubbs mengembangkan headset Victory VR agar proses belajar-mengajar lebih efektif. Grubbs menyatakan, VR dapat melibatkan siswa langsung dalam proses pembelajaran. Ia percaya, VR adalah cara yang lebih baik untuk belajar.
Pengalaman belajar ketika menggunakan VR membantu anak lebih mengingat apa yang mereka lihat daripada teknik menghafal. Contoh, dengan menggunakan headset VR bentuk hewan-hewan seperti ular dan kura-kura terlihat lebih nyata karena bisa dilihat dari berbagai angle.
Teknologi virtual reality perlahan diperkenalkan ke segala bidang termasuk edukasi, menyusul saudaranya, augmented reality. Bagi institusi pendidikan di seluruh dunia, VR akan bisa dipergunakan sebagai gear simulasi bedah di sekolah kedokteran atau simulasi menyetir kendaraan.
Pada Januari 2016 lalu, Google mengumumkan program Expeditions Pioneers, sebuah sistem virtual yang dirancang membantu guru selama kegiatan ajar. Melalui program ini, siswa mampu belajar dengan serangkaian konten video dan gambar format 360 derajat. Untuk dapat menikmati VR, Google menyiapkan aplikasi berbasis Android di tablet yang memungkinkan pengajar membimbing siswanya. Agar pengalaman VR edukasi semakin maksimal, dilengkapi juga dengan koneksi Wi-Fi, pengeras suara, dan kacamata Google Cardboard untuk konten 360 derajat.
Program Expeditions Pioneers dilakukan dengan mendatangi sekolah-sekolah di seluruh dunia. Tim khusus akan memberikan berbagai perlengkapan, antara lain tablet, Cardboard, speaker, router, dan tas untuk menyimpan semua peralatan ini. Apakah Indonesia menjadi salah satu negara yang dikunjungi tim khusus Google untuk mengajarkan VR edukasi? Kita lihat saja nanti.
Tak kalah dengan yang dilakukan Google, perusahaan telekomunikasi di Indonesia pun ternyata pernah memperkenalkan VR di sekolah. Melalui salah satu program CSR-nya, perusahaan masuk ke sekolah-sekolah agar siswa tahu rasanya belajar menggunakan kacamata VR.
Jepang pun turut melek VR. Sebagai negara yang berteknologi maju, Jepang telah membuka sekolah khusus berbasis virtual reality, tepatnya di Ochanomizu, Tokyo, pada 1 April 2017 lalu.
Institusi bernama VR Academy tersebut membuka workshop pada November 2017 dan menerima 30 orang siswa. Setiap kelas menampung hingga 20 siswa setiap hari Sabtu selama 5 jam. Adapun para guru yang mengajar merupakan teknisi bidang VR yang disebut meister (mentor). Institusi ini merupakan sekolah yang mempersiapkan para siswa untuk menjadi profesional di bidang engineering.
Kurikulum yang diajarkan tentunya terkait dengan VR, seperti kelas Creator yang nantinya menggunakan program Unity sebagai tutorial untuk mengembangkan VR. Ada pula kelas Engineer yang mengajarkan prinsip teknis teknologi VR. Tak cukup pelajaran praktikal, siswa dapat memilih kelas Business Planner yang mengajarkan perancangan, pembuatan, hingga manajemen pelayanan menggunakan teknologi VR. Jika Anda penasaran, cek saja situs resmi mereka di vracademy.jp.
Teknologi VR di sekolah maupun bidang edukasi lainnya diharapkan dapat memotivasi belajar siswa dan meningkatkan pengalaman belajar. Harapan ini didukung dengan eksplorasi Samsung Electronics Germany melalui survei. Menurut survei yang dilakukan perusahaan riset Jerman, Kantar EMNID, kepada 606 guru sekolah di seluruh Jerman, 92% mendukung penggunaan teknologi digital di kelas. Hasil survey juga menunjukkan minat besar terhadap penggunaan VR sebagai media edukasi.
Teknologi VR di Indonesia
Di Indonesia sendiri, teknologi VR untuk edukasi masih tergolong sedikit. Namun, keberadaannya semakin familiar seiring dengan beberapa startup yang menyasar VR. Menurut Daily Social, setidaknya hingga April 2018 ada 13 perusahaan teknologi pengembang VR yang tergabung dalam Indonesian VR/AR Association (INVRA).
Rata-rata manusia hanya mampu mengingat 20% informasi yang didengar, sedangkan 30% mengingat dari apa yang dilihat. Nah, hampir 90% orang mampu mengingat informasi berdadsarkan apa yang dialami, misalnya dengan praktik langsung. Namun, tak semua orang mendapat kesempatan untuk mengalami langsung banyak hal. Misalnya saja seorang anak yang belum pernah melihat komodo, kini ia bisa melihat komodo secara realistis dengan bantuan teknologi VR edukasi di sekolah secara interaktif.
Virtual reality berbasis 3D interactive tak hanya membantu berbagai institusi menjelajahi ‘dunia lain’, tetapi juga mengalami langsung bermacam kegiatan tanpa risiko. Bagaimana, Anda sudah siap menggunakan teknologi VR?
(ditulis oleh Novrisa W Wulandari)
Sumber : https://www.smarteye.id/blog/vr-edukasi-di-mancanegara/
(ditulis oleh Novrisa W Wulandari)
Sumber : https://www.smarteye.id/blog/vr-edukasi-di-mancanegara/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar